MPC-TIMIKA, Materi Sekolah Alkitab Malam (SAM) sebagai pembelajaran ke-7 dari 12 kali pertemuan yang direncanakan berguna menjadi solusi untuk merangsang banyak warga Jemaat yang bisa jadi jenuh dengan pola-pola pengajaran Alkitab yang konvensional di Jemaat karenanya menjadi menarik untuk terus diikuti para eserta SAM Timika.
Pdt.Ishak Samuel Chiang, S.Th., M.Si sebagai pengajar yang sudah juga tiba dan ada di Timika mengungkapkan ajakannya kepada Peserta SAM Timika,”Mari Bapak-bapak, Ibu-ibu kita belajar dan dibina lagi lewat Sekolah Alkitab Malam. Nanti bapak Pendeta akan mengajar tentang bagaimana kita membuat bahan PA, supaya kita secara mandiri. Para pelayan dan warga Jemaat secara mandiri bisa membuat suatu bahan PA yang baik secara mandiri,” pesannya memotivasi seluruh peserta SAM Timika.
Hingga sejauh ini peserta SAM kelas Timika masih konsisten mencapai 100-an lebih orang dan itu berasal dari sekitar 17 Jemaat yang ada di Klasis Mimika, semoga jumlah ini terus konsisten sampai akhir pembalajaran ke-12 di bulan Oktober – November 2024.
Ketua Tim Kerja SAM Kelas Timika, Pnt. Joseph Ihaa, S.Ag kepada MPC juga menegaskan bahwa para peserta tetap bisa konsisten menyeelsaikan program kelas SAM ini sampai akhir karena itu semua berguna bagi upaya melaksanakan tugas tanggung jawab pelayanan dalam Jemaat masing-masing.
Bahkan dikatakan Wakil Ketua Klasis GKI Mimika selaku penanggung jawab pelaksanaan program SAM ini menambahkan, “Kelas SAM ini semuanya memebri solusi bagi sejumlah kendala pelayanan yang masih dihadapi hamper oleh semua jemaat hingga saat ini. Terlebih soal Materi pembuatan Bahan PA atau Penalaan Alkitab ini sebenarnya sangat krusial untuk menyegarkan kesadaran umat Allah kepada memunculkan rasa Wajibnya kepada Tuhannya.
Saya lihat untuk unsur PKB misalnya, pelajaran ini sangat berguna bagi Badan Pelayaan PKB di lingkup Jemaat dalam menjemput boleh bagi anggota PKB yang selam aini masih belum bisa hadir karena pekerjaan dan usaha atau yang lainnya. Kita tidak bisa menyalahkan mereka kesibukan meeka juga anugerah Tuhan yang diberikan kepada mereka kecuali sibuk yang tidak produktif kan, tapi kalau sibuk untuk kebutuhan keluarga, isteri dan anak-anak itu anugerah Tuhan yang harus diapresiasi,” ungkap Yohanis Nussy, S.PAK. (res/abe/mas)