Menu

Mode Gelap
Johannes Rettob Fokus pada Penataan Birokrasi dan Peningkatan Kinerja Pemerintahan di Mimika Lembaga Adat Mimika Tantang Pemerintah: Stop Politisasi, Tolak Pj Bupati Baru! Bentrok Warga di Jalan C Heatubun Timika Berakhir dengan Kesepakatan Damai Pemkab Mimika Siapkan 280 Formasi Khusus CPNS untuk Putra-Putri OAP Komunitas Kovac Timika Bangun Tugu Helm di SP 2 Cenderawasih untuk Tingkatkan Kesadaran Penggunaan Helm PJ Gubernur Papua Tengah Tegaskan : ASN Harus Netral Menjelang Pilkada 2024

Editorial

Menjaga Soliditas ‘Tim Sukses’ Dalam Pilkada

badge-check


					Menjaga Soliditas ‘Tim Sukses’ Dalam Pilkada Perbesar

Advertisements

FENOMENA mempromosikan kandidat Bakan Calon Kepala Daerah yang diprakarsai Tim Sukses (Timses), hendaknya dapat dipertahankan normatif dan tidak berbalik menjadi praktik ‘penjegalan’ antara satu dengan yang lainnya.

Sebelum terjadi dalam kebanyakan proses pilkada, semua pasti sepakat bahwa keberhasilan calon sering kali bergantung pada kekuatan dan solidaritas tim suksesnya, selain kepiawaian figur dan jualan visi misinya. Namun, dinamika tim yang tidak harmonis dapat menjadi penghalang signifikan. Salah satu tantangan utama adalah menghindari tindakan saling menjegal di antara anggota Tim atau dengan Tim lainnya. Hal ini bisa merusak strategi, memperlemah semangat, dan berpotensi menghilangkan peluang kemenangan. Oleh karena itu, menjaga kerjasama dan integritas di dalam tim adalah hal yang sangat krusial.

Pertama perlu dipahami, penting bagi anggota tim untuk menyadari bahwa tujuan bersama adalah mencapai kemenangan calon yang diusung. Dalam konteks ini, penting untuk mengedepankan kepentingan kolektif daripada kepentingan pribadi atau kelompok kecil. Untuk itu, komunikasi yang terbuka dan transparan sangat diperlukan. Setiap anggota tim harus merasa dihargai dan didengarkan, serta memiliki kesempatan untuk menyampaikan ide dan pendapatnya. Supaya, potensi terjadinya konflik dapat diminimalisir.

Kedua, pemimpin tim memiliki peran yang sangat vital dalam menjaga kekompakan. Pemimpin harus mampu menjembatani perbedaan pendapat dan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil adalah untuk kepentingan calon dan bukan untuk kepentingan individu. Kepemimpinan yang kuat dan adil akan menciptakan atmosfer kerja yang kondusif dan menghindari terjadinya saling menjegal di antara anggota tim.

Selain itu, perlu ada mekanisme penyelesaian sengketa yang jelas dan adil dalam tim. Ketika terjadi perselisihan, penting untuk memiliki prosedur yang memungkinkan penyelesaian yang objektif dan tidak memihak. Dengan adanya proses yang terstruktur, ketidakpuasan dapat dikelola secara konstruktif, dan tim dapat tetap fokus pada tujuan bersama.

Akhirnya, membangun rasa saling percaya dan penghargaan antar anggota tim adalah kunci. Setiap individu harus memahami bahwa kontribusi mereka, sekecil apapun, memiliki nilai dalam mencapai kemenangan calon. Dengan memupuk semangat gotong royong dan menghargai peran tiap anggota, tim akan lebih solid dan terhindar dari tindakan yang dapat merusak harmonisasi.

Dalam pilkada, persaingan diluar tim sudah cukup berat. Jangan biarkan gesekan internal menambah beban tersebut. Dengan kerjasama yang baik dan saling mendukung, tim sukses dapat memaksimalkan potensi mereka dan membawa calon yang diusung menuju kemenangan.(Redaksi)

Baca Lainnya

Kantor Baru Klasis GKI Mimika Megah, Siapkah Berdampak pada Megahnya Pelayanan

24 April 2025 - 19:19 WIT

Peresmian Kantor Klasis GKI Mimika Siap Digelar

24 April 2025 - 18:17 WIT

Trending di Berita Utama