Menu

Mode Gelap
Johannes Rettob Fokus pada Penataan Birokrasi dan Peningkatan Kinerja Pemerintahan di Mimika Lembaga Adat Mimika Tantang Pemerintah: Stop Politisasi, Tolak Pj Bupati Baru! Bentrok Warga di Jalan C Heatubun Timika Berakhir dengan Kesepakatan Damai Pemkab Mimika Siapkan 280 Formasi Khusus CPNS untuk Putra-Putri OAP Komunitas Kovac Timika Bangun Tugu Helm di SP 2 Cenderawasih untuk Tingkatkan Kesadaran Penggunaan Helm PJ Gubernur Papua Tengah Tegaskan : ASN Harus Netral Menjelang Pilkada 2024

Artikel

Pembelajaran Model Berpikir Induktif

badge-check


					Pembelajaran Model Berpikir Induktif Perbesar

Advertisements

AHLI yang menyusun model ini adalah Hilda Taba. Menurut Hilda Taba berpikir adalah suatu kegiatan aktif individual menghadapi suatu masalah. dalam berpikir tersebut individu menguraikan masalah, dan mencari fakta-fakta sehubungan dengan masalah. Individu mengidentifikasi fakta yang sesuai dengan masalah. fakta-fakta yang sesuai dikumpulkan, dan digolong-golongkan. Golongan fakta-fakta tersebut disusun menurut aturan tertentu, dan diorganisasikan menjadi data. Selanjutnya individu menarik kesimpulan atau generasisasi ketrampilan berpikir itu harus diajarkan kepada siswa. Untuk mengajarkan ketrampilan berpikir tersebut diperllukan strategi belajar mengajar yang khusus.

Model Berpikir Induktif adalah pola belajar mengajar yang diarancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif. Model ini juga bermanfaat untuk mengajar berpikir ilmiah, dalam arti mengolah fakta sampai dengan pembentukan teori. Dengan latihan berpikir tersebut juga akan terbina pribadi yang kritis.
Dalam hidup sehari-hari setiap orang menghadapi banyak masalah. Masalah-masalah tersebut harus dipecahkan, agar orang dapat bertambah maju dan berkembang. Dalam pemecahan masalah tersebut digunakan bermacam-macam cara. Di antara cara memecahkan masalah tersebut yang penting adalah berpikir induktif.
Tiap siswa juga menghadapi masalah. Masalah tersebut ada yang berhubungan dengan hidup sehari-hari dan ada yang berhubungan dengan urusan belajar. Dalam menghadapi masalah tersebut siswa menggunakan segala segi jiwanya, khususnya dengan pikirannya. Menggunakan pikiran tidak hanya penting dalam urusan belajar, tetapi juga sangat penting dalam hidup sehari-hari. Mengembangkan pikiran siswa tersebut memerlukan strategi belajar-mengajar yang khusus.
Model Berpikir Induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif. Dalam proses berpikir tersebut telah dirancang jalan penalaran setapak demi setapak. Mengikuti alur berpikir tersebut sangat penting, sebab kekuatan berpikir mengikuti hukum perkembangan berpikir. Oleh karena itu penggunaan Model Berpikir Induktif sejalan dengan perkembangan proses berpikir siswa.

1. Urutan Langkah Mengajar

Pengajaran berpikiran induktif mengenal tiga strategi mengajar, yaitu (i) pembentukan pengeritan, (ii) interprestasi data, dan (iii)penerapan prinsip

Pembentukan pengertian terdiri dari tiga langkah penting, sebagai berikut
Fase satu :Mengenalkan masalah dan menguraikan masalah menjadi bagian yang lebih kecil.
Fase kedua :Mengelompokkan fakta-fakta yang serupa dan tidak serupa menjadi satu kumpulan.
Fase ketiga :Menentukan susunan fakta tersebut secara hierarkis.
Interpretasi data terdiri dari tiga langkah penting sebagai berikut
Fase keempat :Mengenal rincian fakta dan hubungan antar fakta.
Fase kelima :Menentukan hubungan sebab akibat.

Fase enam :Menarik kesimpulan

Penerapan prinsip terdiri dari tiga langkah penting sebagai berikut

Fase tujuh :Membuat perkiraan atau hipotesis dan meramakan akibat-akibat bila pemecahan dilakukan.
Fase delapan :Menerangkan hal-hal yang ada hubungannya dengan dukungan pada perkiraan atau hipotesis dan ramalan.
Fase sembilan :Memeriksa ramalan.

2. Sistem Sosial

Secara garis besar suasana kelas bersifat kooperatif. Guru mulai pengajaran dengan mengemukakan masalah. Kemudian, diharapkan siswa melakukan kegiatan utama. Siswa mempelajari cara-cara dan langkah-langkah berpikir. Semula guru melakukan pemeriksaan, tetapi kemudian peranan siswa diharapkan semakin besar.
3.Prinsip Reaksi

Dalam model ini peranan guru sebagai fasilitator dan pemantau. Guru sering menyampaikan pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan guru berguna membimbing penalaran siswa. Dengan pertanyaan-pertanyaan guru tersebut, siswa melakukan proses penalaran langkah demi langkah. Langkah-langkah penalaran tersebut menuju tersusunya perkiraan atau hipotesis dan ramaln tentang akibat-akibat.

4. Penunjang Keberhasilan Belajar

Penunjang keberhasilan belajar berupa penyediaan sumber dan kesediaan guru memberikan kemudahan untuk belajar. Guru diharapkan membantu siswa untuk bernalar sendiri.

5. Dampak Pengajaran dan Dampak Pengiring

Model Berpikir Induktif dirancang untuk (i) mengajarkan pengertian, dan (ii) mengajarkan cara membentuk pengertian. Secara tidak langsung pengajaran ini juga memperhatikan (i) kecermatan dan kepekaan bahasa, (ii) aturan berpikir atau logika, dan (iii) kesadaran tentang sifat-sifat pengetahuan. dampak penerapan Model Berpikir Induktif dapat dilukiskan dalam bagan berikut ini:

 

 

2. Guru membimbing pembicaraan selama pelajaran, dalam tiga kegiatan utama, yaitu (i) pengajaran, kelas, (ii) kerja individual dan kerja kelompok dengan lembaran kerja, dan (iii) diskusi kelas.
3. Guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing, pendorong, berpikir dengan prinsip “tut wuri hadayani”

8. Prinsip Reksi

1. Guru menggunakan bermacam metode mengajar seperti ceramah singkat, tanya jawab. Kerja kelompok dengan menggunakan alat lain seperti ember, pupuk, cangkul dan yang lain.
2. Buku pelajaran, majalah bertani, pemeliharaan hewan, bacaan.
3. Nara sumber yang ada di desa atau di balai pertanian.

 

Baca Lainnya

Klasis GKI Mimika Mengajak Umat Berdiakonia sebagai Bukti Koinonia dan Marturia

22 Mei 2025 - 03:29 WIT

Ketua Binfora Mimika Serukan Perubahan yang Perlu Dibuktikan dengan Tindakan

22 Mei 2025 - 02:16 WIT

Trending di Artikel