Menu

Mode Gelap
Johannes Rettob Fokus pada Penataan Birokrasi dan Peningkatan Kinerja Pemerintahan di Mimika Lembaga Adat Mimika Tantang Pemerintah: Stop Politisasi, Tolak Pj Bupati Baru! Bentrok Warga di Jalan C Heatubun Timika Berakhir dengan Kesepakatan Damai Pemkab Mimika Siapkan 280 Formasi Khusus CPNS untuk Putra-Putri OAP Komunitas Kovac Timika Bangun Tugu Helm di SP 2 Cenderawasih untuk Tingkatkan Kesadaran Penggunaan Helm PJ Gubernur Papua Tengah Tegaskan : ASN Harus Netral Menjelang Pilkada 2024

Sosial Dan Budaya

Disnakeswan Mimika Sosialisasi Pencegahan dan Cara Repopulasi Ternak Babi Pasca ASF

badge-check


					Disnakeswan Mimika Sosialisasi Pencegahan dan Cara Repopulasi Ternak Babi Pasca ASF Perbesar

Advertisements

MPC – MIMIKA. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Mimika, Selasa (3/9) Sosialisasi Penanganan Pasca virus African Swine Fever (ASF) yang menyerang hewan ternak babi di Timika beberapa waktu lalu.

Kepala Bidang Bina Usaha Disnak Mimika, Agustinus Mandang, S.Pt,M.Sid alam sambutannya mengatakan, setelah dilanda wabah ASF yang diperkirakan 12.574 ekor kematian yang masih berlangsung sampai saat ini yang trendnya semakin menurun menyebabkan kerugian yang sangat besar.

“Dianggap perlu kita cari jalan keluar agar penyakit ini tidak akan bersama kita setiap saat, sehingga perlu dicarikan solusi yang terbaik dalam penanganan ternak, kandang dan lingkungan sekitar kandang,” jelasnya.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Mimika saat ini akan memberikan pendampingan pemeliharaan ternak babi lewat KIE (komunikasi informasi & edukasi) dan sosialisasi-sosialisasi yang terus dilakukan kepada peternak.

“Kami berharap kepada peserta agar mengikuti dengan baik sosialisasi penyakit ASF ini, sehingga bisa beternak babi kembali,” ujar Mandang

Sosialisasi ini, lanjutnya bertujuan untuk mengedukasi para peternak yang telah mengalami kerugian. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Mimika menghadirkan tiga (3) sekaligus Penyuluh dari Disnakeswan Mimika.

Peternak mendapat Edukasi terkait perkandangan, dimana jarak minimal 10 meter dari rumah tinggal, dengan segala kekotoran kandang karena kandang yang kotor akan berpengaruh juga kepada peternak. Selanjutnya, kandang harus cukup sinar matahari, karena ternak juga butuh sinar matahari dan sirkulasi udara yang baik. Selanjutnya juga tipe kandang, peternak bisa memilih kandang yang baik seperti kandang batrai dan kandang umbaran. Termasuk lantai kandang dengan kemiringan lantai, lantai yang miring bisa bersih dari kencing hewan. Terakhir, peternak harus memperhatikan saluran kandang. Saluran kandang ini menjadi perhatian karena ada syarat-syarat tertentu agar tidak mencemari lingkungan, alternatif peternak harus membuat Septic tank.

Dari edukasi dan sosialisasi ini, Disnakeswan Mimika berharap lebih cepat memulihkan situasi repopulasi peternakan, melihat babi selain sebagai sumber bisnis juga sebagai simbol budaya seperti acara-acara adat di Papua khususnya Timika.

Berdasarkan kajian dan komunikasi dengan pihak terkait, peternak bisa melanjutkan peternakan di kandang atau lokasi bekas terpapar, namun dengan syarat dan berbagai aturan.

Kandang yang sudah terpapar harus ada perlakukan khusus seperti pembersihan secara menyeluruh, memastikan tidak ada sisa ternak sebelumnya, kandang harus sebersih mungkin dan harus dilakukan terus-menerus selama Tiga Bulan berturut-turut. Selanjutnya, peternak bisa mengisi ternak dengan jumlah secara bertahap.

Sosialisasi digelar di Aula Hotel Grand Tembaga Jalan Yos sudarso, Selasa, (3/24), dihadiri kurang lebih 50 Peternak.(ven)

Baca Lainnya

Johannes Rettob Fokus pada Penataan Birokrasi dan Peningkatan Kinerja Pemerintahan di Mimika

5 April 2025 - 13:36 WIT

RSUD Mimika Bangun Gedung Pusat Diagnostik, Target Selesai Awal 2026

2 April 2025 - 13:51 WIT

Trending di Artikel