MPC – Mansel, Ketua Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu, menegaskan bahwa peringatan 170 tahun Pekabaran Injil di Pulau Mansinam merupakan anugerah besar dari Tuhan bagi Tanah Papua. Ia juga menegaskan bahwa Manokwari tetap harus disebut sebagai Kota Injil tanpa ada perubahan atau tambahan makna lain.
Menurutnya, kedatangan dua misionaris asal Belanda dan Jerman, Carl Willem Ottow dan Johann Gotlob Geissler, pada 5 Februari 1855 di Mansinam, Teluk Doreri, merupakan peristiwa bersejarah yang membawa terang Injil ke Tanah Papua.
“Saya perlu mengingatkan seluruh umat percaya di Tanah Papua bahwa peristiwa ini adalah anugerah besar dari Tuhan. Kedua misionaris ini datang membawa terang Injil yang benar, sehingga gereja dan jemaat dapat hidup dalam kebenaran,” ujar Pdt. Mofu di halaman Gereja Solafide Ransiki, Rabu (22/1).
Ia mengajak seluruh umat untuk tidak hanya mengenang peristiwa bersejarah ini, tetapi juga menghidupi nilai-nilai Injil dalam keseharian.
“Kita tidak hanya bersyukur atas peringatan 170 tahun ini, tetapi Injil harus tertanam dalam kehidupan dan berbuah dengan baik. Kebaikan Injil harus dirasakan oleh semua orang,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Pdt. Mofu juga mengingatkan warga jemaat, gereja, dan pemerintah untuk tetap memegang teguh kebenaran Injil. Ia menegaskan bahwa Manokwari telah ditetapkan sebagai Kota Injil, dan tidak boleh ada perubahan atau tambahan dalam penyebutannya.
“Puji Tuhan, beberapa tahun lalu Manokwari telah ditetapkan sebagai Kota Injil. Saya mendengar ada wacana menambahkan kata ‘moderasi’ dalam penyebutannya. Namun, sebagai Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, saya menegaskan bahwa tidak ada penambahan kalimat lain. Kata Injil sudah cukup, karena memiliki makna yang luas, fundamental, dan universal. Menambahkan istilah lain justru akan mengurangi makna sesungguhnya dari Manokwari sebagai Kota Injil,” tegasnya.