MIMIKA kini mencatat sejarah baru dengan siap diresmikannya gedung kantor Klasis GKI Mimika, Sabtu (26/04) yang tidak hanya megah secara arsitektural, tetapi juga disebut-sebut sebagai yang termegah dalam GKI Di Tanah Papua. Bangunannya kokoh, fasilitasnya modern, lokasinya strategis—semua ini menjadi simbol dari pertumbuhan gereja yang luar biasa di lingkup Klasis GKI Mimika.
Namun, megahnya bangunan bukanlah tujuan akhir gereja karena Kantor ini tentu hanyalah wadah, dan bukan isi. Di balik kemewahan gedung, tersimpan sebuah pertanyaan besar, apakah pelayanan di dalamnya akan sejalan dengan megahnya penampilan luar? Sebab gedung yang hebat hanya akan menjadi monumen kosong jika tidak diisi dengan semangat pelayanan yang profesional, transparan, dan menjangkau semua lapisan jemaat.
Pelayanan profesional bukan berarti pelayanan yang berorientasi pada uang atau birokrasi ketat. Namun berbicara juga tentang etika, komitmen, tanggung jawab, dan efisiensi bahkan Kesehatian dalam melayani. Kantor klasis GKI Mimika yang baru ini bukan hanya tempat administrasi, tetapi juga selayaknya menjadi pusat koordinasi misi, penguatan jemaat, dan advokasi sosial yang menyentuh kehidupan orang banyak—terutama di tengah tantangan sosial-ekonomi masyarakat Mimika yang begitu kompleks.
Kantor ini seharusnya mampu menjadi tanda kehadiran kasih Allah yang hidup, bukan hanya simbol keberhasilan organisasi. Profesionalisme pelayanan berarti setiap pendeta, majelis, dan staf klasis bekerja dengan hati yang terbuka, pikiran yang terdidik, dan tindakan yang berdampak sebagai bagian dari Kesehatian.
Tantangannya jelas, apakah kemegahan ini akan membawa GKI di Mimiks lebih dekat kepada umat, atau justru menjauh karena terjebak dalam formalitas? Harapannya juga jelas, apakah gedung ini mampu menjadi rumah bersama yang bersinar bukan karena marmer dan kacanya, tapi karena integritas dan pelayanan yang tulus kepada Tuhan dan sesama.
Karenanya, inilah saatnya membuktikan, bahwa kemegahan kantor bukan sekadar prestise, tetapi panggilan untuk melayani dengan lebih baik, lebih dalam, dan lebih nyata, bahkan profesional.
Apakah semua Pelayan, staf organisasi GKI bahkan umat siap? Penuhilah panggilan pelayananmu. (redaksi)